Yogyakarta (14/11/2022) paniradyakaistimewan.jogjaprov.go.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama dengan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo melakukan kunjungan kerja di Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. Pada agenda tersebut Sri Sultan memanen dan menebar benih Udang Galah Sijawa (Produksi Jogja Istimewa). Pada kesempatan yang sama pula, Sri Sultan juga meresmikan Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan serta berdialog dengan warga.

Sri Sultan mengungkapkan, bawah kami sedang menyelesaikan tantangan pembangunan lima tahunan dimulai pada tahun 2022-2027, dalam salah satu rumusan yang kami desain itu ada reformasi kalurahan yang berarti bukan hanya menyangkut masalah kelembagaan tapi secara luas termasuk pemberdayaan masyarakat di setiap kalurahan. "Dana Keistimewaan nantinya akan berada di setiap desa yang diperuntukkan guna pemberdayaan masyarakat, tapi tidak cukup masyarakat yang diberdayakan, melainkan pola pikiri Lurah juga perlu diubah", jelas Sri Sultan. 

Sri Sultan berharap, pemanfaatan Dana Keistimewaan ataupun APBD bukan lagi untuk program pada karya seperti jalan dan lingkungan. Melainkan memberikan kesempatan pemberdayaan masyarakat desa. "Beri kesempatan mereka untuk membuat koperasi. Orang miskin saja bisa dibantu, masa yang pengangguran tidak bisa. Misalnya biaya sewa selama empat tahun menyewa kas desa, dibayar Dana Keistimewaan karena ini dagang. Nanti selama empat tahun dibayari kelompok itu sendiri, sehingga dana yang tadinya empat tahun bisa untuk orang lain", tambah Sri Sultan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikana DIY Bayu Mukti Sasongko mengatakan, produksi perikanan budidaya di DIY saat ini sebesar 96.000 ton di mana 57% berasal dari produksi perikanan budidaya di Kabupaten Sleman. Adapun tujuan dari pembangunan Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan bertujuan sebagai sentra niaga hasil perikanan di Kabupaten Sleman terutama pada Unit Pembenihan Rakyat. "Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan dibangun melalui Dana Keistimewaan dengan nilai 1,4 milyar", terang Bayu Mukti Sasongko. 

Jumlah pemasar benih ikan yang ada di Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan berjumlah 25 orang yang bergabung dalam Kelompok Pemasar Ikan Krido Baruno. Omset penjualan sejak relokasi dilaksanakan telah mencapai 750.000 ekor benih yang meliputi komoditas benih ikan nila, lele, mas, nilem, koi dan gurameh. "Diharapkan Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan dapat mengakselerasi perkembangan budidaya perikanan di wilayah DIY khususnya dan dapat menembus pasar benih nasional", ujarnya. 

Adapun seremonial peresmian pasar dilakukan secara simbolis yakni penandatanganan batu prasasti oleh Sri Sultan. Selepas agenda peresmian, Sri Sultan turut menyerahkan Sertifikat Kelayakan Pengolahan Ikan pada 10 perwakilan KPI dari Kabupaten Sleman. Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. (Aim)