Yogyakarta (19/09/2024) paniradyakaistimewan.jogjaprov.go.id - Rangkaian Jogja Book Fair 2024 yang berlangsung dari 10 September berakhir pada Kamis (19/9). Kegiatan tersebut seakan seperti Lebaran Kecil Literasi di DIY, karena banyaknya acara dan mempertemukan pencinta buku. Acara ini merupakan inisiasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional yang jatuh setiap 8 September.

Salah satu yang spesial, Hari Literasi di DIY tahun ini menggandeng banyak pihak, dari berbagai sektor. Di samping DPAD DIY, ada pula kontribusi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY; Paniradya Kaistimewan DIY; Balai Layanan Perpustakaan; Dinas Kebudayaan DIY; Dinas Koperasi dan UKM DIY; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY; serta Balai Bahasa DIY.  

Kepala DPAD DIY, Kurniawan, mengatakan kolaborasi banyak pihak, yang kemudian menciptakan ekosistem, membuat peringatan Hari Literasi di DIY termasuk yang ramai. Tidak di semua provinsi, peringatan Hari Literasi seramai di DIY. Hal ini semakin selaras dengan citra DIY sebagai kota pendidikan, budaya, dan wisata.

Rangkaian Jogja Book Fair 2024 mulai dari bazar buku, diskusi, bedah buku, pembacaan karya, hiburan musik, hiburan stand up comedy, pameran kreasi UKM, game buku, melukis, menggambar, hingga read and run. Aktivitas untuk semua segmen dari anak-anak sampai tua terwadahi.

“Menariknya, banyak anak-anak muda yang datang. Ini artinya anak muda tertarik untuk mendukung pengembangan tingkat literasi. Fungsi literasi tidak hanya sekadar membaca dan menulis, tapi arti luasnya berupa menambah ilmu pengetahuan dan informasi. Dampaknya pada peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Kurniawan.

Menurut Kurniawan, pada dasarnya setiap tahun ada perayaan Hari Literasi di DIY. Namun konsepnya berbeda-beda. Tidak jarang setiap kelompok atau komunitas menggelar acaranya masing-masing. Di tahun inilah, pertama kalinya peringatan Hari Literasi mendapat momen untuk saling berkolaborasi.

Kolaborasi membuat penyelenggaraan bisa semakin efektif. Semisal dari sisi biaya gedung. Biasanya, penerbit perlu membayar sewa gedung untuk turut serta dalam bazar buku. Di Jogja Book Fair 2024, DPAD DIY menggratiskan beberapa biaya, termasuk sewa tempat. Sehingga alokasi biaya bisa lebih rendah. DPAD DIY juga memiliki sarana prasarana yang layak, sesederhana tempat parkir yang luas.

“Sejak pandemi Covid-19, sudah lama kita merindukan book fair seperti ini, bagian yang membuat kami merasa puas. Waktu penyelenggaraan yang lebih panjang juga sebagai cara mengoptimalkan dukungan pada kerja-kerja literasi,” katanya.

Hal ini agar semakin selaras dengan DIY, sebagai daerah yang memiliki indeks kegemaran membaca tertinggi di Indonesia. Banyaknya pengunjung yang datang menjadi indikator indeks tersebut. Diperkirakan, dalam sehari pengunjung bisa mencapai 4.000 hingga 5.000 orang. “Semakin sore dan malam semakin ramai,” kata Kurniawan.

Kurniawan berharap acara ini akan berlanjut lagi tahun depan, dengan konsep yang lebih matang lagi. Adapun Jogja Book Fair mendapat dukungan dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY. “Danais bisa menjadi katalisator, dengan kolaborasi danais di berbagai organisasi perangkat daerah DIY, mampu menggerakkan banyak bidang dan dampaknya berlipat ganda. Dampak yang tidak bisa hanya diukur secara rupiah, tapi lebih dari itu,” katanya.

Sumber : Harian Jogja