Yogyakarta (08/06/2023) paniradyakaistimewan.jogjaprov.go.id - Desa Prima atau yang sekarang disebut dengan Kelompok Ekonomi Produktif (KEP) Prima merupakan sebuah program pemberdayaan perempuan yang dibawahi dan didampingi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY. Kata ‘Prima’ sendiri merupakan sebuah singkatan dari Perempuan Indonesia Maju Mandiri, di mana menjadi akar semangat pemberdayaan untuk memajukan kesejahteraan perempuan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengungkapkan, Desa Prima merupakan sebuah konsep yang berkelanjutan dan kolaboratif lintas sektor. "Tujuan utama dari program ini yaitu untuk memajukan perempuan, kemudian bagaimana supaya pemberdayaan perempuan bisa berdampak pada hal lainnya, seperti kesejahteraan keluarga dan juga pengasuhan anak", tambahnya.

Sesuai dengan tujuan Undang-Undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012 yakni guna menyejahterakan masyarakat, maka Dana Keistimewaan hadir dalam menopang program Desa Prima. "Terdapat 11 kebijakan strategis Gubernur DIY, yang mana salah satunya adalah rintisan kalurahan mandiri budaya, di dalam rintisan kalurahan mandiri budaya terdapat kalurahan prima/desa prima", jelas Paniradya Pati, Aris Eko Nugroho.

Berbagai macam bantuan melalui Dana Keistimewaan yang diterima oleh beberapa kelompok Desa Prima yang ada di DIY, khususnya Desa Prima di Kalurahan Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul. "Melalui Desa Prima kami diberikan support dari Dana Keistimewaan berupa dana untuk penguatan modal usaha, pelatihan-pelatihan, selain itu kami juga bisa mengikuti pameran-pameran di mana-mana", ujar Suratmi selaku Ketua Desa Prima Kalurahan Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul. 

Berbeda dengan Kalurahan Putat, Kabupaten Gunungkidul yang mempunyai kelompok Desa Prima pada tahun 2019 dan baru mendapatkan BKK Dana Keistimewaan pada tahun 2021. "Kami mendapatkan fasilitasi pelatihan olahan makanan dari Dana Keistimewaan yaitu bolu kelapa, sampai dengan saat ini omzet yang dihasilkan dari penjualan bolu kelapa sebanyak Rp. 53.000.000.00 dan setiap harinya kami mengirimkan ke Pasar Piyungan sebanyak 1000 pcs", jelas Suprapti selaku Carik Kalurahan Putat, Kabupaten Gunungkidul. (Aim)