Yogyakarta (15/09/2023) paniradyakaistimewan.jogjaprov.go.id - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Paniradya Kaistimewan menyambut para mahasiswa baru sebagai momentum yang tepat untuk lebih mengenalkan Yogyakarta dengan keistimewaannya. Baik dari sisi sosial kemasyarakatan, pola perilaku kesantunan, keramahtamahan, seni, budaya, kuliner, serta berbagai hal yang menarik dan unik lainnya.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan yang dibacakan Asisten Sekda Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat, Aris Eko Nugroho, Sugeng rawuh dapat dimaknai sebagai bentuk ucapan selamat datang. Dalam konteks acara ini, adalah ucapan selamat datang di Yogyakarta kepada para cendekiawan muda dari seluruh Indonesia. Adapun angsal kawruh menandakan bahwa datangnya mereka ke Yogyakarta, adalah untuk menimba ilmu dan kebaikan, yang kelak akan mereka bawa kembali, sebagai bagian dari perubahan menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Lebih lanjut dikatakan, Bersikaplah toleran, karena toleransi sudah menjadi budaya di Yogyakarta. Berbaurlah dengan warga masyarakat DIY, karena pelajaran berharga tak hanya diperoleh dari bangku perkuliahan, namun ilmu sejatinya hidup, dapat Anda dapatkan dengan pergaulan positif dan penuh persaudaaan dimanapun Anda berada.
Kepala Bagian Pelayanan dan Umum Paniradya Kaistimewan, Ariyanti Luhur Tri Setyarini mengungkapkan penyelenggaraan Jogja Menyapa yang memasuki tahun ke-4 ini dilaksanakan menjadi 2 sesi, sesi yang pertama dimulai pada jam 07.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB yang di dalamnya terdapat beberapa kegiatan, seperti senam dan beberapa penampilan seni dan musik. Selanjutnya untuk sesi kedua dimulai pada jam 19.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB yang pada puncak acaranya akan semakin bergema karena menghadirkan band Letto sebagai bintang tamu utama.
Dengan tema “Sugeng Rawuh Angsal Kawruh” yang mempunyai makna Yogyakarta sebagai kota pelajar dengan berbagai kawah candradimukanya, Yogyakarta menjadi tujuan para cendekia dalam memperdalam khasanah ilmu pengetahuan, sugeng rawuh sebagai bentuk ucapan selamat datang kepada para cendekiawan dan angsal kawruh menandakan bahwa datangnya ke Yogyakarta adalah untuk menimba ilmu dan kebaikan yang akan mereka bawa kembali sebagai bagian dari perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
Dengan saling mengenal dan memahami, harapannya para warga baru (dalam hal ini para mahasiswa baru), bisa paham dan mengerti, mengenal lebih dekat, dan menjalin hubungan lebih dekat dan akrab. Sehingga proses akulturasi dan inkulturasi budaya antara para warga baru dengan masyarakat DIY berlangsung dengan tetap mengedepankan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang sudah tertanam sejak lama. (Aim)