Yogyakarta (30/05/2024) paniradyakaistimewan.jogjaprov.go.id - Revitalisasi Pasar Sentul Kota Jogja memberikan dampak positif bagi aktivitas ekonomi di kompleks pasar tersebut. Jumlah pengunjung meningkat setelah berbagai fasilitas ditambah dan memberikan kenyamanan tersendiri. Revitalisasi pasar ini menggunakan dana keistimewaan DIY pada 2023 lalu dan telah resmi dioperasikan pada Februari 2024. Kondisi terkini pasar sentul dibahas dalam Rembag Kaistimewan bertajuk Revitalisasi Pasar Sentul Melalui Dana Keistimewaan pada Kamis (30/5/2024).

Ketua Pauyuban Pasar Sentul Budi Kusuma mengatakan Pasar Sentul dibangun sudah cukup lama, namun belum pernah dilakukan revitalisasi sehingga kondisinya bocor ketika hujan dan beragam dampak lainnya. Akan tetapi sejak direvitalisasi tahun 2023 saat ini membuat pedagang dan pengunjung menjadi nyaman dan tersedia banyak fasilitas. Selain itu sejak direvitalisasi dengan danais, saat ini Pasar Sentul mulai banyak dikunjungi masyarakat tidak hanya yang membutuhkan keperluan bahan makanan, namun juga kalangan muda khususnya di lantai 3 untuk berwisata kuliner.

"Sekarang parkir motor lebih luas, antara pukul 05.00 sampai 08.00 WB selalu penuh, jumlah pengunjung dipastikan meningkat dan pasti lebih laris. Saya memperkirakan ini berdampak pada peningkatan omzet ya, meski pun belum ada survei secara khusus," katanya dalam diskusi tersebut. 

Kabid Perencanaan dan Pengendalian Urusan Keistimewaan Paniradya Kaistimewan DIY Tri Agus Nugroho mengatakan salah satu alasan melakukan revitalisasi karena Pasar Sentul menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Jogja sehingga harus dilakukan penataan. Selain itu dalam konteks tata ruang keistimewaan DIY, posisi Pasar Sentul berada di satuan ruang strategis (SRS) Puro Pakualaman. 

"Konsep tata ruang di SRS keistimewaan DIY ini bangunan di kawasan tersebut ditata, diselaraskan. Sehingga kemudian direvitalisasi dengan dana keistimewaan," ujarnya. 

Selain itu penggunaan danais untuk membangun Pasar Sentul merupakan bagian dari tujuan keistimewaan DIY yaitu untuk mensejahterakan masyarakat. Ia optimistis setelah pasar direvitalisasi siapa pun yang berkecimpung di dalamnya termasuk pedagang akan mendapatkan manfaatnya secara ekonomi. 

Ia mengartikan Pasar Sentul sebagai kepanjangan dari sentra ekonomi nomor satu di Kota Jogja, terpadu, unggul dan laris. Oleh karena itu pasar ini harus memiliki keunikan tersendiri dan tidak hanya sekadar menjual sayuran atau hasil perikanan. Namun juga harus menjadi pusat aktivitas ekonomi, aktivitas budaya melalui berbagai event. 

"Kemudian harus jadi yang unggul sehingga produk yang dijual harus bagus, higienis berkualitas. Sehingga nanti ujungnya adalah laris karena banyak pembeli yang datang," ucapnya. 
 
Pakar Digital Marketing Bio Hadikusuma dalam diskusi tersebut menilai konsep revitalisasi Pasar Sentul sangat menarik. Tatanan dari lantai satu hingga lantai ketiga menyesuaikan kebutuhan. Khususnya lantai ketiga yang sangat cocok dengan kebutuhan anak muda era saat ini. Ia menyarankan kepada pihak terkait agar lebih banyak menggelar event di Pasar Sentul untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung sekaligus memberikan informasi terhadap kondisi revitalisasi pasar tersebut. 

"Karena ini fasilitas umum, maka sebaiknya seluruh masyarakat diberikan kesempatan untuk menggelar kegiatan di sini, mereka secara otomatis akan mempromosikan, akan menceritakan kepada orang luar sana menariknya Pasar Sentul. Sehingga secara perlahan juga mereka punya tanggungjawab untuk memelihara fasilitas ini bersama-sama," katanya. 

Kepala Dinas Perdagangan Kota Jogja Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan revitalisasi Pasar Sentul memberikan fasilitas titik distribusi logistik yang lebih memadai baik untuk pedagang, distributor maupun konsumen. Ia berharap pasar tradisional yang telah direvitalisasi tersebut tidak hanya menjadi pusat aktivitas jual beli kebutuhan pokok namun akan diupayakan menjadi tempat aktivitas budaya, wisata, edukasi dan pengembangan ekonomi kreatif.

"Kami sepakat bahwa di pasar ini harus diperbanyak event, pertunjukan. Karena pasar ini bisa menjadi destinasi yang dapat dikunjungi, ini sejalan dengan Kota Jogja sebagai kota wisata tetapi tidak memiliki sumber daya alam seperti kabupaten lain sehingga yang kami perlu menjadikan pasar ini sebagai destinasi," katanya. 

Jumlah kunjungan saat hari biasa berkisar antara 600 hingga 700 orang sedangkan saat akhir pekan antara 800 sampai 900 orang. Jumlah tersebut mulai ada peningkatkan dibandingkan sebelum direvitalisasi karena saat ini lebih tertata dan fasilitas ditambah. "Terutama saat ini anak muda ada tempat tersendiri di lantai ketiga, mereka banyak yang berkunjung," katanya.

sumber : HarianJogja