Yogyakarta (06/06/2024) paniradyakaistimewan.jogjaprov.go.id - Yogyakarta sebagai daerah istimewa memerlukan kegiatan-kegiatan positif berbudaya untuk menguatkan keistimewaan tersebut. Sesuai amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, bahwa pelembagaan peran dan tanggung jawab Kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan budaya bangsa dengan diwujudkan melalui pemeliharaan, pendayagunaan, serta pengembangan dan penguatan nilai-nilai, norma, adat istiadat, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berbagai macam kegiatan/lomba yang diselenggarakan oleh Kadipaten Pakualaman dalam rangka Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212, setidaknya ada 21 rangkaian acara yang 4 diantaranya dalah upacara adat dirasa memang sangat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mengejawantahkan amanat Undang-Undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, ajang untuk berbagai seniman berkarya serta mengenalkan kebudayaan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta kepada masyarakat.

"Selain upacara adat bucalan, prosesi adat yang lain adalah wilujengan, ziarah dan wayangan. Sementara beberapa kegiatan lain yang sifatnya seremonial yakni lomba jemparingan, sayembara cipta cengkok macapat, lomba literasi aksara Jawa, lomba dolanan anak, lomba melukis,bazar dan berbagai macam kegiatan lainnya, dan nanti puncak acara dilaksanakan pada tanggal 22 Juni," ucap KPH Kusumo Parastho. 

Sri Ratna Saktimulya dari Pusat Studi Kebudayaan UGM mengungkapkan, Peringatan Hadeging Kadipaten Pakualaman yang pada tanggal 22 Juni genap berusia 212 tahun, patut disyukuri dan disambut gembira. Karena seperti yang tercantum di dalam sabdo dalem KGPAA Paku Alam X ketika jumenengan pada bulan Januari 2016, dikatakan bahwa beliau sebagai pengembali kebudayaan, yang pada saat itu berada di dalam tegangan antara tradisi dan pembaharuan untuk dituntut mempunyai inovasi dalam proses berkreasi (berbudaya itu berkembang). 

"Jika kita menyimak acara Hadeging Kadipaten Pakualaman ini itu tampak jelas seluruh kegiatan terfokus pada upaya menjaga dan menguatkan tradisi melalui berbagai macam kegiatan, tadi sudah disebutkan ada berbagai macam lomba dan kegiatan. Ini merupakan upaya untuk memupuk serta mengolah cita, rasa, karsa anak bangsa agar tetap peduli pada budaya sendiri di tengah dampak globalisasi," jelas Sri Ratna.

Paniradya Pati Kaistimewan, Aris Eko Nugroho mengatakan, Pemerintah Daerah DIY mengapresiasi atas kegiatan ini, karena keistimewaan di Yogyakarta berdasarkan dengan sejarah dan asal-usul. Berkaitan dengan keistimewaan itu, kami diatur dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 di dalam pasal 5 ayat 1 ada amanat yang salah satunya yaitu melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta sebagai warisan bangsa. 

"Tentu yang paling utama yaitu sesuai dengan Perdais Nomor 3 Tahun 2017, berkaitan dengan tradisi luhur yang mengakar di masyarakat Yogyakarta. Sehingga tentu saja kami menganggap bahwa peristiwa berkaitan dengan Hadeging Kadipaten Pakulaman ke-212 sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat Yogyakarta. Terutama generasi muda yang menjadi perhatian untuk dilibatkan di dalam kegiatan ini," tegas Aris. 

Lebih lanjut dikatakan Aris, kami sebagai Pemerintah Daerah DIY dalam hal ini ketugasan kami utamanya berkaitan dengan penyebarluasan informasi. Salah satunya dengan kegiatan hari ini yang sedang berlangsung, yaitu Podcast Rembag Kaistimewan. Karena Paniradya Kaistimewan merupakan lembaga perencana dan pengendalian keistimewaan di Yogyakarta, tapi ketika berkaitan dengan yang langsung dilakukan yaitu penyebarluasan informasi. 

Rangkaian kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Kadipaten Pakualaman diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat sebagai wadah ekspresi, serta dapat memperkenalkan kesenian yang ada di DIY kepada masyarakat umum, dan juga melestarikan kesenian yang ada kepada generasi millenial agar kesenian yang ada di DIY nantinya tidak luntur. (Aim)